Masuk

Jumat, 30 November 2012

Kalau Cocok PSK Ini Hanya Layani Tamu Berkelas






Kalau Cocok PSK Ini Hanya Layani Tamu Berkelas





KOMPAS.com/ RONNY ADOLOF BUOL
Ilustrasi


BANJARMASINPOST.CO.ID, MANADO -
Berbeda dengan para pekerja seks komersial (PSK) dari kampus ataupun SMU
yang sering mangkal di mal, sejumlah remaja yang juga menjual diri ini
mengincar tamu yang "berkelas". Umumnya, mereka adalah yang bermodal
paras cantik dan tubuh aduhai serta kulit putih mulus.

Tidak
mudah juga mendeteksi keberadaan mereka karena sekilas tidak berbeda
dengan wanita lainnya. Berkat bantuan seorang penghubung, Kompas.com diajak ke sebuah tempat lounge spa dan fitness di
salah satu kawasan bisnis Manado. FT, lelaki yang menjadi penghubung
tersebut, memperkenalkan seorang wanita cantik berkulit mulus, WIK.

Modus
WIK dalam mencari pelanggan tidak seperti PSK pada umumnya. Biasanya
mereka mengajak kenalan dulu para tamu. Lalu berteman dan mengajak
jalan-jalan. "Kami tidak sembarang menerima tamu. Tergantung mood, kalau terasa cocok baru layani," ujar WIK.

Untuk
sampai di tempat tidur pun tidak langsung terjadi pada pertemuan
pertama. Menurut pengakuan WIK, biasanya mereka melayani tamu ketika
sudah dua atau tiga kali bertemu. Itu pun tidak diawali dengan proses
tawar-menawar tarif. "Kami tidak pasang tarif dan pakai durasi waktu.
Tidak ada nego harga. Semua mengalir saja," aku WIK.

WIK yang juga merupakan karyawan di tempat spa dan fitness tersebut mengaku, jika sudah terasa klop, biasanya tamu mengajak makan malam di hotel. Di saat itulah kemudian berlanjut hingga booking kamar. "Saya tidak pernah bilang short time atau long time, terserah tamu mau sekali atau berapa kali," jelasnya sambil tersenyum.

Full service menjadi
kunci pelayanan mereka. Karena tidak memasang tarif, mereka melayani
tamu dengan semua pelayanan prima. Ketika ditanya soal harga, WIK
mengakui bahwa selama hampir dua tahun manjalani profesi sampingan ini,
dia tidak pernah menerima bayaran di bawah Rp 2 juta.

"Itu pun jarang
dibayar cash, biasanya tamu mentransfer ke rekening saya. Saya
pernah dibayar Rp 5 juta hanya untuk sekali main. Tamunya seorang
pengusaha dari Bali," ujar WIK sambil tertawa.

Modus WIK dan
kawan-kawan seprofesi lainnya yang lebih halus tersebut membuat target
tamu mereka bukan lelaki hidung belang pada umumnya. Target mereka
adalah para pengusaha dan pejabat yang notabene banyak uang. Makanya,
mereka perlu melakukan pendekatan terlebih dahulu.

"Lebih aman dengan
tamu yang berkelas seperti itu. Sebab, mereka juga menjaga rahasia.
Jadi, kami tidak risih jika sedang bergaul dengan teman-teman lainnya
dan berpapasan dengan mereka," tambah WIK.

WIK yang masih
tercatat sebagai mahasiswi di perguruan tinggi negeri ternama di Manado
ini mengatakan, kebanyakan target mereka adalah pejabat atau pengusaha
luar daerah yang sedang bertugas ke Manado.

"Sudah berbagai profesi saya
pernah layani. Mulai dari dokter, pengacara, tentara, polisi, pejabat,
hingga pengusaha. Hampir semuanya mereka dari luar Manado," terang WIK.

Keuntungan
lainnya dari melayani tamu dari luar Manado, menurut WIK, adalah
hubungan yang terus terbina. Jika tamu-tamu tersebut kembali bertugas ke
Manado, mereka pasti akan menghubungi lagi.

Karena para tamu
yang dilayani berasal dari kalangan yang punya banyak uang, tak heran
bila penampilan WIK dan teman-teman seprofesinya tergolong mewah. "Uang
tidak masalah buat kami, asal memberi service yang maksimal. Walau tamu sudah tidak di Manado, mereka masih suka mengirimkan uang," aku WIK.

Modus
para PSK yang sulit terdeteksi seperti ini sebenarnya lebih berbahaya
dari yang terang-terangan menjajakan diri. Sebab, mereka tidak mau
mengakui kalau mereka menjajakan diri sehingga, ketika ada pemeriksaan
HIV/AIDS, mereka pada umumnya tidak mau diperiksa. "Kami tidak mau
dibilang PSK atau apalah, sebab yang kami lakukan lain. Kami tidak
pasang tarif dan pakai durasi. Tamu pun tidak sembarang yang kami
layani. Kalau cocok, baru kami layani," WIK memberi alasan.

"Ya, tamu biasanya suka kalau mereka tahu bahwa kita masih kuliah atau masih sekolah. Apalagi jika kita smart untuk diajak bicara," jawab WIK ketika ditanya apakah status sebagai mahasiswa menjadi ukuran.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEDOMAN SEBELUM KOMENTAR
Kami sangat senang atas semua tanggapan anda terhadap artikel yang kami muat bangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, segera laporkan ke Admin kami.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar

 

Arsip Blog

Friends Blog

Copyright © 2011. Berita Aneh Unik Dunia - All Rights Reserved
Template Created by MybloG
Proudly powered by Blogger